Membangun Sinergi Literasi Digital : ‘Aisyiyah dan Diskominfo Jatim Bahas Kolaborasi Inklusif di Era Teknologi
SURABAYA – Upaya memperkuat literasi digital masyarakat Indonesia semakin menemukan momentumnya. Dalam sebuah audiensi penting yang digelar pada Rabu, 8 Mei 2025), Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur bertemu dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim untuk membahas peluang kolaborasi strategis dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), literasi digital, serta penguatan kapasitas perempuan dan kelompok rentan di dunia digital.
Audiensi yang berlangsung selama satu jam lebih, dari pukul 10.00 hingga 11.15 WIB, mempertemukan ‘Aisyiyah dengan tiga divisi utama di tubuh Kominfo, di antaranya Komunikasi Digital (Komdigi), Data dan Statistik, serta Divisi Cyber Sandi dan Keamanan Sandi.
Salah satu fokus pembahasan utama dalam pertemuan ini adalah Program CERDIG (Cerdas Digital), sebuah inisiatif unggulan dari Kominfo yang bertujuan meningkatkan literasi digital masyarakat secara luas. Menariknya, program ini bersifat inklusif dan dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
“Literasi digital bukan hanya soal kecakapan menggunakan teknologi, tapi juga pemahaman tentang etika, keamanan, dan hak-hak digital. Itulah kenapa pendekatan inklusif sangat penting,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin dalam audiensi tersebut.
Dari Pemberdayaan Perempuan hingga Pencegahan Judi Online
Dalam diskusi, ‘Aisyiyah menyampaikan draft kerja sama (PKS) yang awalnya difokuskan pada pemberdayaan perempuan melalui TIK. Namun, Diskominfo Jatim menanggapi dengan dorongan agar lingkup kerja sama diperluas—termasuk aspek pengamanan digital dan edukasi masyarakat terkait bahaya judi online (judol) yang kini semakin marak merambah ranah digital.
“Ancaman digital seperti judol dan hoaks bukan hanya isu teknologi, tapi juga isu sosial dan moral. Kerja sama seperti ini penting untuk menjawab tantangan zaman,” jelas Sherlita.
Sebagai bentuk konkret dukungan, Diskominfo Jatim menyatakan kesiapannya memfasilitasi berbagai pelatihan bagi kader ‘Aisyiyah dan masyarakat luas, mulai dari literasi keuangan digital hingga pelatihan pembuatan website.
Selain itu, Diskominfo Jatim juga memperkenalkan Klinik Hoaks, sebuah aplikasi interaktif yang dikembangkan sejak pandemi COVID-19. Aplikasi ini memungkinkan masyarakat memverifikasi informasi yang beredar secara langsung dan dua arah. “Fungsi deteksi hoaks ini sangat vital, terutama di masa di mana informasi palsu dapat menyebar begitu cepat,” tambahnya.
Audiensi ini ditutup dengan harapan dari pihak Diskominfo Jatim agar pertemuan ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat dengan ‘Aisyiyah Jawa Timur. Mereka menyambut baik kemungkinan pertemuan lanjutan dan pelaksanaan program-program bersama di tingkat komunitas maupun daerah.
Dengan latar belakang Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam yang telah lama aktif dalam pemberdayaan masyarakat, dan Diskominfo sebagai ujung tombak kebijakan digital nasional, sinergi ini dinilai memiliki potensi besar untuk memperkuat ekosistem digital yang aman, cerdas, dan inklusif di Indonesia.
